Senin, 03 Maret 2014

Dayak Meratus Kalimantan Selatan



Suku Dayak Meratus adalah kumpulan sub-suku Dayak yang mendiami sepanjang kawasan pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Orang Banjar Kuala menyebut suku Dayak Meratus sebagai Urang Biaju (Dayak Biaju), sedangkan orang Banjar Hulu Sungai menyebut suku Dayak Meratus dengan sebutan Urang Bukit (Dayak Bukit/Buguet)[1][2] Selato menduga, suku Bukit termasuk golongan Suku Punan.[3]. Tetapi Tjilik Riwut membaginya ke dalam kelompok-kelompok kecil seperti Dayak Alai, Dayak Amandit (Loksado), Dayak Tapin (Harakit), Dayak Kayu Tangi, dan sebagainya, selanjutnya ia menggolongkannya ke dalam Rumpun Ngaju. Namun penelitian terakhir dari segi liguistik, bahasa yang digunakan sub suku Dayak ini tergolong berbahasa Melayik, jadi serumpun dengan Suku Kedayan, Dayak Kendayan dan Dayak Iban.
Sesuai habitat kediamannya tersebut maka belakangan ini mereka lebih senang disebut Suku Dayak Meratus, daripada nama sebelumnya Dayak Bukit yang sudah terlanjur dimaknai sebagai orang gunung. Padahal menurut Hairus Salim dari kosa kata lokal di daerah tersebut istilah bukit berarti bagian bawah dari suatu pohon yang juga bermakna orang atau sekelompok orang atau rumpun keluarga yang pertama yang merupakan cikal bakal masyarakat lainnya.
Suku Buket, nama yang dipakai oleh BPS untuk etnik ini dalam sensus penduduk tahun 2000. Di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 suku Buket berjumlah 35.838 jiwa, sebagian besar daripadanya terdapat di kabupaten Kota Baru yang berjumlah 14.508 jiwa.
Suku Bukit juga dinamakan Ukit, Buket, Bukat atau Bukut. Suku Bukit atau suku Dayak Bukit terdapat di beberapa kecamatan yang terletak di pegunungan Meratus pada kabupaten Banjar, kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, kabupaten Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru.
Beberapa suku-suku Dayak Meratus yaitu :[4]
Rumah ritual adat (aruh) Dayak Meratus disebut balai.[22] Istilah balai juga masih dilestarikan oleh Dayak Meratus yang masuk Islam/Banjar Hulu Sungai untuk menyebut surau/langgar (lebih tepat Balai Islam).

Oleh : Riza

Sumber :  http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dayak_Meratus

PASAR TERAPUNG KALIMANTAN SELATAN



Pasar Terapung Kalimantan Selatan memang unik di benak masyarakat luar Kalimantan. Kalau kita lagi berada di luar daerah tidak jarang ditanya apa tidak takut jatuh masuk air. Pertanyaan yang memberi kesan bahwa mereka banyak memperhatikan dan tertarik dengan keadaan sebenarnya dari Pasar Terapung yang mereka sering lihat di tayangan televisi tersebut.

Keberadaan Pasar Terapung di muara Kuwin memang tumbuh bersamaan dengan adanya komune-komune yang secara tetap mendiami daerah sekitarnya. Karena itu kalau kita melihat ke belakang, Kuwin adalah perkampungan yang menjadi pusat hunian awal masyarakat dagang yang mendiami kawasan ini.

Pedagang-pedagang Melayu memang ada sejak sebelum terbentuknya Kerajaan Banjar, mereka membuat pemukiman di sekitar muara Kuwin. Mereka hidup berdampingan dengan suku-suku Dayak yang ada di sekitarnya. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang kepala suku yang disebut Patih.

Di samping Patih Masih (Masih dalam bahasa Ngaju berarti Melayu) pimpinan kelompok orang Melayu, terdapat pula Patih Kuwin, Patih Balit, Patih Muhur, dan Patih Balitung. Dengan demikian di areal muara Sungai Kuwin dan sekitarnya terdapat lima kelompok suku bangsa yang hidup berdampingan secara damai. Keberadaan masyarakat dan kontak antar kelompok yang mendiami lokasi yang menjadi cikal bakal kota Kerajaan Banjar inilah yang melahirkan pasar di muara Sungai Kuwin, yang sekarang dikenal sebagai Pasar Terapung.

Pasar yang berlangsung di atas berpuluh-puluh perahu berbagai jenis ini lahir secara alamiah. Kondisi alam Banjar yang dikenal sebagai negeri beribu sungai ini memang waktu dulu hanya memiliki prasarana transportasi sungai. Sehingga barang dagangan berupa hasil bumi dan kebun yang dibawa penduduk dari arah hulu sangat mudah dibawa dengan menggunakan perahu.


Demikian pula para pedagang di muara Sungai Kuiwn yang menjual barang-barang seperti kain, barang pecah belah, tembakau dan lain sebagainya yang diperoleh dari pedagang dari Jawa, Makassar, maupun beberapa pelabuhan di Sumatera, untuk bisa cepat dan mudah mendapat pembeli juga menggelar dagangannya dengan perahu di sungai.

Demikian pasar di muara Sungai Kuwin bertambah semakin hidup dan ramai ketika lahir Kerajaan Banjar dengan dirajakannya Pangeran Samudera oleh para patih yang dipelopori oleh patih Masih pada tahun 1526.

Pasar di atas perahu yang kemudian termasuk dalam kawasan Bandar Masih yang menjadi pusat Kerajaan Banjar termasuk salah satu aset sebuah ibukota kerajaan, di samping sebuah istana menghadap lapangan atau pekarangan luas, serta sebuah masjid.

Kini kita hanya ditinggali warisan berupa sebuah Masjid Sultan Suriansyah dan Pasar Terapung. Sementara keberadaan istana sudah hilang karena terbuat dari bahan kayu yang bisa jabuk dan terbakar. Sedangkan sebuah lapangan atau pekarangan luas hilang dalam perjalanan jaman karena banyak orang perlu areal tanah untuk bangunan rumah.

Pasar di atas air yang kini disebut sebagai Pasar Terapung memang sudah berlangsung lama. Ketika pemerintah menetapkan sektor pariwisata sebagai aset untuk meningkatkan devisa negara, maka sejak tahun 1980-an Pasar Terapung ikut mendapat perhatian untuk dijual kepada wisatawan baik domestik maupun wisatawan mancanegara.

Pasar Terapung kemudian menjadi terkenal menasional. Faksi-faksi yang berkepentingan ikut memanfaatkan aset unik ini. Dalam perkembangan kemajuan pembangunan dan teknologi hingga saat ini sudah pula tersedianya jalan darat yang menjangkau pedesaan dan mudahnya mendapatkan kendaraan bermotor membuat adanya alternatif lain untuk memasarkan barang dagangan dari pedesaan, maupun untuk membeli barang keperluan lainnya.

Namun orang Banjar terutama mereka yang mendiami pemukiman yang berada di sepanjang muara Sungai Barito dan sekitarnya tetap akan berkegiatan jual beli hasil bumi dan barang–barang keperluan hidupnya lewat parasarana transportasi air, dan tetap akan menghidupkan kegiatan Pasar Terapung yang bagi orang luar keberadaannya unik ini.

Oleh : Riza

Sumber :  https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6104967439102156515#editor/target=post;postID=1881547483840522237

MURAY BATU DARI MEDAN JENIS BURUNG TERUNGGUL

Rasanya sudah sangat familiar kita mendengar burung murai batu, namun pastinya masih ada yang membuat kita penasaran tentang jenisnya. Manakah jenis burung murai batu yang paling istimewa dan memiliki level yang paling baik diantara burung-burung murai batu yang lain di seluruh Indonesia?



Jawabannya adalah jenis burung murai batu yang berasal dari Medan Sumatera Utara atau biasa disebut dengan murai batu medan. Burung yang memiliki nama latin Copsychus malabaricus ini terpilih menjadi type burung yang paling baik. murai batu medan terhitung ke dalam family Turdidae. Jenis burung ini telah menyebar di semua pulau Sumatera, Kalimantan, serta beberapa pulau Jawa. murai batu medan merupakan burung kicau yang sangat populer saat ini. Hanya saja tindakan eksploitasi rimba yang terlalu berlebihan ditambah lagi perburuan liar yang mementingkan keuntungan sepihak ini membuat type murai batu medan ini sangat sukar di dapatkan di pasaran, hal inilah yang sangat disayangkan, padahal harga murai batu medan ini sangat tinggi karena memang kualitasnya sangat baik.

murai batu medan yang berhabitat asli di kota Medan itu sebenarnya adalah tidak ada. Sebelum adanya pemburuan liar tersebut jenis murai batu ini masih banyak dijumpai di beberapa wilayah Sumatera Utara, seperti Bukit Lawang, Bohorok, dan kaki gunung Leuser yang terletak di perbatasan Sumatera Utara dengan Aceh.



Karena saat ini sangat sukar ditemukan maka para penangkar setempat pun mengawinkan jantan dan betina murai batu dari berbagai jenis. Inilah praktik yang selalu mereka lakukan untuk mendapatkan jenis burung yang istimewa. Hal ini pula yang mengakibatkan sebagian besar murai batu medan yang beredar di pasaran itu adalah murai batu yang berasal dari aceh, dan sebagian lainnya dari Pasaman, Padang Sidempuan, dan Malaysia.

Kebanyakan banyak orang yang mengidolakan burung murai batu medan ini berekor panjang, dengan panjang ekor rata-rata ada 22 cm hingga 27/28 cm. Jika ada murai batu yang memiliki ekor panjang kira-kira30 sampai 35 cm bahkan lebih, maka itu adalah murai batu asal Malaysia dan pedalaman asia Tenggara.



Sangat mudah dalam menelaah ciri ciri khusus murai batu medan, salah satunya adalah dipandang dari wujud atau pola ekor si burung.

Ciri khusus murai batu medan dari pola ekor dan lainnya:


  1. Pada gundukan bulu putih ada setrip berwarna hitam dari pangkal membelah ekor dengan horizontal dan membentuk huruf U.
  2. Memiliki panjang ekor berkisar pada 14cm-27cm.
  3. Dari segi warna Bulu hitamnya : Biasanya burung murai Medan memiliki warna bulu hitam legam dan mengkilat, kalau terkena sinar matahari bisanya akan terlihat warna kebiru biruan
  4. Burung murai batu ini datangnya dari Aceh (Langkat, Pasaman, Tangse, Sabang dan sebagainya.)
  5. Dari segi bentuk badan : murai batu medan kerap memiliki postur badan yang lebih besar namun atletis.
  6. Diteliti dari segi kaki : pada burung murai batu medan muda warna kakinya biasanya berwarna kehitam-hitaman. Kalau menurut orang-orang murai kaki hitam itu bagus, ini terjadi pada usia murai batu yang mulai menua.

Oleh : Riza
Sumber Gambar dan Referensi : http://3.bp.blogspot.com, http://seputar-duniafauna-blogspot.com, http://ciri-khusus-murai-batumedan

Sejarah Bulu Tangkis



Bulu tangkis merupakan permainan olahraga yang menggunakan alat berbentuk raket untuk memukul kok untuk dipukul melewati atas net yang membatasi tengah - tengah lapangan. Permainan ini dapat dilakukan oleh satu orang (single) atau dua orang (double). Berbagai pendapat mengatakan bahwa permainan bulu tangkis berasal dari Inggris. Pada awalnya, permainan ini dimainkan di suatu tempat yang bernama badminton, sejak itulah permainan ini diberi nama badminton.


Sedangkan kok (shuttlecock) dengan raket dari papan sebagai pemukulnya, merupakan permainan kuno. Permainan buku tangkis modern mungkin diciptakan di Badminton House di Gloucestershire (sekarang nama daerahnya: Avon, Inggris) pada tahun 1870-an. Ada sejarah lain yang mengatakan bahwa bulu tangkis juga dimainkan leh para perwira Angkatan Darat Inggris di India pada kira-kira waktu yang sama dan sepertinya juga berawal dari sana.


Kejuaraan bulu tangkis internasional beregu putra pertama kali memperebutkan piala bergilir dari sir George Thomas pada tahun 1949. Kejuaraan ini diadakan 4 tahun sekali dan dinamakan "Thomas Cup". Kejuaraan Thomas Cup masih tetap berlangsung setiap 4 tahun sekali sampai saat ini. Sedangkan kejuaraan bulu tangkis internasional untuk putri pertama kali dilaksanakan pada tahun 1975 dan memperebutkan piala bergilir dari Mrs. H. S. Uber sehingga dinamakan kejuaraan Uber Cup. Sama seperti kejuaraan Thomas Cup, kejuaraan Uber Cup ini juga dilaksanakan setiap 4 tahun sekali dan masih terus dilaksanakan sampai saat ini.


Permainan bulu tangkis mulai dikenal di Indonesia sebelum tahun 1950-an. Seiring dengan pesatnya perkembangan bulu tangkis di Indonesia, beberapa perkumpulan menyepakati untuk mendirikan suatu organisasi yang disingkat PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) yang didirikan pada tanggal 15 Mei 1951

CARA SUKSES BETERNAK AYAM POTONG


berbagi informasi kepada teman-teman.
AYAM POTONG
USAHA BETERNAK AYAM POTONG
Beternak ayam potong atau pedaging masih mempunyai peluang yang sangat besar, belu lagi jika sampai berkembang dikirim keluar daerah, akan lebih maju tentunya. Keuntungan usaha ini diantaranya tak perlu modal besar, pemeliharaannya tidak begitu sulit, tidak membutuhkan tenaga kerja alias cukup dikerjakan sendiri, prospek cerah dan resikonya kecil. Kalau bisa lokasi pemeliharaan dijauhkan dari pemukiman.
Adapun modal awal untuk menjalankan usaha ini adalah sebagai berikut:

TIPS SUKSES USAHA BETERNAK AYAM POTONG
a. Modal tetap:
  1. - Kandang ayam 3x3 m 5 buah : Rp.300.000,00
  2. - 10 buah tempat minum ayam : Rp.60.000,00
  3. - 10 buah tempat makan ayam : Rp.40.000,00
  4. - 4 buah lampu penerang : Rp.20.000,00
  5. - Total : Rp.420.000,00
b. Modal tidak tetap:
  1. - Anak ayam 200 ekor : Rp.100.000,00
  2. - Kosentrat (BR) 5 karung (@50 kg) : Rp.625.000,00
  3. - Obat-obatan : Rp.100.000,00
  4. - Listrik : Rp.25.000,00
  5. - Total : Rp.850.000,00
Jadi total modal awal adalah Rp.1.270.000,00

Semoga Bermanfaat !!!

Sumber :  https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6104967439102156515#editor/target=post;postID=6066691379729808160;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=1;src=link